News Tanjung Selor — Di tengah hiruk-pikuk malam Kota Tanjung Selor, tampak seorang anak muda mengenakan kaos abu-abu dan celana jeans sederhana sibuk melayani pembeli di warung kaki lima miliknya.
Di atas meja kecil terhampar aroma harum ayam kremes yang baru diangkat dari wajan panas. Anak muda itu bernama Nofrendi, warga asal Desa Long Tungu, Kecamatan Peso Hilir, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Dari Long Tungu ke Kota Tanjung Selor
Perjalanan Nofrendi menuju kemandirian tidak mudah. Jarak antara desanya dan Tanjung Selor mencapai lebih dari 67 kilometer, ditempuh dengan kendaraan selama berjam-jam melintasi jalanan berkelok. Namun, semangat untuk membantu keluarga dan mengejar pendidikan tinggi membuatnya mantap merantau ke kota.
“Awalnya saya ikut teman yang juga jualan di sini. Lama-lama belajar sendiri, akhirnya buka warung ayam kremes kecil ini,” tutur Nofrendi sambil tersenyum, di sela melayani pembeli.
Berjuang di Warung Sederhana
Setiap sore, Nofrendi mulai menyiapkan bahan-bahan: memotong ayam, meracik bumbu, dan membuat adonan kremes. Menjelang malam, ia sudah siap melayani pelanggan yang ramai berdatangan, terutama selepas salat Isya, di sekitar Jl. Skip II, depan Masjid Agung Istiqomah, Tanjung Selor.
Dengan ramah, ia menyapa satu per satu pelanggan. Warungnya yang sederhana itu kini menjadi langganan warga sekitar karena rasa ayam kremesnya yang gurih dan harga yang terjangkau.
“Kalau hasil jualan lumayan, saya tabung sedikit-sedikit buat biaya kuliah nanti,” kata Nofrendi lirih namun penuh tekad.
Baca Juga : 35 Pantun Berbagi, Pengingat Bijak agar Tidak Lupa Menolong Sesama
Cita-Cita untuk Melanjutkan Pendidikan
Meski harus bekerja hingga larut malam, Nofrendi tetap menyimpan cita-cita besar — melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Ia ingin kuliah di bidang ekonomi atau manajemen agar kelak bisa mengembangkan usaha lebih besar.
“Orang tua di kampung cuma petani. Saya ingin nanti bisa bantu mereka, dan kalau bisa buka usaha sendiri,” ucapnya penuh harap.
Inspirasi bagi Generasi Muda
Kisah Nofrendi menjadi cermin keteguhan anak muda pedesaan yang tak menyerah pada keadaan. Di balik aroma ayam kremes yang menggoda, tersimpan perjuangan dan impian besar untuk mengubah masa depan.
Ia adalah bukti bahwa semangat, kerja keras, dan doa dapat menuntun siapa pun — tak peduli dari mana asalnya — untuk meraih cita-cita setinggi langit.







